DARAH IPNU MANGALIR DI TUBUHKU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau biasa disebut IPNU, telah berhasil memikat diriku untuk menjadi salah satu kader di dalamnya. Aku mulai ikut IPNU sejak Juni 2012, yaitu diajak oleh sepupuku yang kebetulan adalah ketua Ranting IPNU di desaku, dia adalah Rekan Wahid, ketua PR IPNU Dadapan masa khidmad 2010 - 2012.
Kemudian pada bulan September 2012 aku dapat tugas menjadi Ketua Ranting menggantikan Rekan Wahid. Selama aku menjadi ketua, alhamdulillah Rekan Wahid masih setia membimbingku untuk melaksanakan tugas - tugas organisasi hingga akhirnya Ranting Dadapan bisa menjadi salah satu ranting paling aktif di kecamatan Ngronggot.
Masa khidmadku jadi Ketua Ranting adalah 2012 - 2014. Setelah jadi Ketua Ranting, aku dapat tugas lagi menjadi Wakil Ketua I PAC IPNU Ngronggot yang bertugas di bidang Organisasi dan Kaderisasi. Ketika itu Ketua PAC IPNU-nya adalah Rekan Wahid, sepupuku yang menjabat Ketua PAC IPNU selama dua periode: 2012-2014 dan 2014-2016.
Aku sangat beruntung punya sepupu seperti dia. Mungkin jika tidak karena dia, aku sangat tidak mungkin bisa aktif di IPNU hingga seperti ini. Baginya, aku adalah rekan seperjuangan yang senantiasa rela mendampinginya setiap acara IPNU di PAC. Di periodenya yang ke dua menjadi Ketua PAC, aku sangat berperan penting dalam hal kaderisasi, hal itu dikarenakan aku memiliki personil yang cukup berkualitas yang aku dapatkan dari sebuah sekolah dimana aku menjadi Ketua OSIS di sekolahan itu, MA Al Khidmah.
Selain Rekan Wahid, ada pula Rekan Juni Prasetiawan yang pernah menjabat sebagai Waka Kaderidasi PAC sebelum diriku. Dia sangat berpengaruh terhadap perjalananku di IPNU yang kemudian aku dipercaya menjadi penggantinya diperiode setelahnya. Rekan Juni selalu memantau segala agenda Kaderisasi yang aku selenggarakan. Dan ia selalu menjadi orang yang aktif memberi arahan - arahan dalam hal kaderisasi untuk diriku.
Selama 4 tahun ini (per Juli 2016) aku sudah mengikuti berbagai diklat kaderisasi, antara lain: Makesta Unggulan, Lakmud, Lakut, Dikpel, EST, dan yang terakhir adalah TOT Kaderisasi. Di PAC aku menjadi Pelatih Makesta, sedangkan di PC aku menjadi Pelatih Lakmud karena sudah ikut TOT Kaderisasi dan atas kebijakan PC.
Susah - senang aku rasakan bersama dengan rekan - rekan seperjuanganku. Apa pun bentuk perjuangan sudah ku lakukan, antara lain: buat surat sendiri, foto kopi sendiri, tanda tangan sendiri, menyetempel sendiri, menyebarkan sendiri, menata acara, membuka acara, mengisi acara, merapikan lokasi setelah selesai buat acara, membuat proposal, menjalankan proposal untuk mencari uang, menglobi tempat untuk rutinan, mencari bantuan berupa nasi bungkus, hingga yang terakhri menjadi Ketua Panitia Latpel Nganjuk 2016. Semua itu kujalani dengan niat untuk shodaqoh kepada IPNU dan belajar menempa diri untuk menambah pengalaman pribadi.
Yang menyenangkan dari IPNU bagiku ada dua. Pertama bisa dekat dengan para Kiai. Yang kedua punya banyak teman yang bisa diajak ngopi. Tentu sebenarnya ada banyak, namun bagiku cukup hanya dua itu yang menurutku sangat dominan.
Kemudian hal yang paling menyebalkan dari IPNU adalah saat menjalankan proposal bantuan dana. Karena tidak semua donatur mudah dilobi, akhirnya, ya, ada yang sering ngatain pula. Itulah yang menyebalkan bagiku, dikatain orang bahwa IPNU hobinya 'minta' uang. Tapi mungkin tidak hanya IPNU saja yang seperti ini. Aku hanya berharap mudah - mudahan esok aku bida menjadi salah satu donaturnya IPNU, donatur yang tidak banyak ceramah tentunya.
Dadapan, 21 Juli 2016
Rekan Syarif
__________________________________________________________________________________
Video Dokumentasiku di IPNU Part 1
Video Dokumentasiku di IPNU Part 2