Pusakaku

Pusakaku


Engkau perlu mengingat kembali siapa dirimu dari sudut perjalanan sejarah spiritualmu. Agar engkau bisa mengetahui apa saja tugasmu yang diberikan oleh Tuhanmu. Ketahuilah dirimu, ingatlah kembali apa saja yang sudah engkau ketahui dan bisa kau terapkan dalam perjalanan hidupmu.. 

Ingatlah, Syarif, engkau sudah berusia 29 tahun. Gurumu pernah dawuh bahwa apa saja yang engkau lakukan mulai hari ini (usia 20 tahun) akan mempengaruhi kebiasaan hidupmu diusia ke 40. Maka jangan sampai engkau menyesal esok jika hari ini engkau tak mulai memperbaiki kebiasaan hidupmu.

Untuk menentukan hal apa saja yang harus engkau lakukan dan yang tidak engkau lakukan, engkau harus memetakan dan mendata pemahamanmu tentang tiga hal : Islam, Iman, dan Ihsan. Karena inti dari pengetahuan agama ya tiga hal itu.

PEMAHAMAN SYARI'AT ISLAM
Syari'at adalah aturan yang berkaitan dengan rukun - rukun Islam, yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji. Dan ditambah lagi tentang sesuci, pernikahan, wakaf, waris, yang intinya adalah membahas rukun- rukunnya, syarat - syaratnya, sunnah-sunnahnya, dan larangan didalamnya. 

Syari'at sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang tak tahu syari'at maka ia akan terancam jatuh pada kekafiran. Tapi jika terlalu didominasi syari'at pun juga sama, terancam pada kekafiran. Maka antara syari'at dengan tasawuf (iman) harus seimbang. Jangan sampai berat sebelah.

Dalam hal syari'at, engkau mengetahui bahwa manusia diwajibkan sholat, zakat, haji (bagi yang mampu). Engkau mengetahui bahwa hidupmu terikat oleh aturan - aturan dari Allah. Maka jangan sampai engkau lupa dengan aturan itu. Jangan sampai engkau melanggarnya.

Dalam hal syari'at, engkau diajar langsung oleh Agus Muhammad Asfihani Ihsan (Gus Asfi). Beliau pernah berpesan: "Kita masih berada di makom syari'at maka kita harus memposisikan diri sebagai orang syari'at. Saat sholat harus melafalkan ayat al qur'an sesuai tajwid, saat melakukan suatu hal yang berkaitan dengan ibadah mahdloh harus sesuai syarat dan rukunnya".

PEMAHAMAN IMAN
Iman adalah sebuah lensa yang digunakan untuk mengetahui dan memberikan pamahaman tentang isi hati, yaitu tentang ke-Tuhan-an. Iman biasa difahami dengan ilmu tasawuf. Belajar mendekatkan diri kepada Allah, kapan pun dan dimana pun. Iman berfungsi menyadarkan manusia bahwa dirinya adalah mahluk. Kemudian mahluk tidak akan bisa melakukan apa pun kucuali kehendak penciptanya, Tuhan yang Maha Dalang. Yang terakhir, kehendak mahluk adalah kehendak Tuhan. Tuhan menyatu (nyawiji) dengan makhluk. 

Ranahnya dalam iman adalah hakikat dan ma'rifat. Yakni, memahami inti dari setiap fenomena kehidupan bahwa Allah selalu ada dibalik semuanya. "Ma kholaqta hazda batila" .

Dalam hal keimanan, engkau diajarkan langsung oleh Agus Ahmad Baidhowi Ihsan (Gus Dhowi). Pesan - pesan beliau yang harus selalu engkau pegang sangatlah banyak, sebagian dari pesan - pesan beliau adalah sebagai berikut:
1. Sering bermunajad kepada Allah
2. Perbanyaklah membaca sholawat
3. Lakukanlah sholat Taubat dan witir setiap malam
4. Jangan pernah mengutuk orang
5. Shodaqohlah jika engkau sedang butuh uang
6. Sampean harus punya tirakat yang diistiqomahkan
7. Birrul walidain-lah

Usahakan agar bisa menerapkan pesan - pesan beliau tersebut. Agar ilmu yang engkau dapatkan tak sia-sia. Ketahuilah bahwasannya Gus Dhowi akan senantiasa mendoakan dan membimbing santri - santrinya agar selalu berada dalam jalan yang baik dan benar. Beliau akan selalu mengawasimu walau pun terhalang oleh ruang dan waktu (atas kehendak dan izin Allah).

PEMAHAMAN IHSAN
Ihsan merupakan sebuah ruang yang di dalamnya terdapat berbagai macam aktifitas manusia yang mengandung nilai - nilai sopan santun, nilai kebaikan, kebenaran, kemaslahatan, kemakmuran, keadilan, dan berbagai nilai - nilai kearifan budaya yang sangat beraneka warna yang tak terhingga jumlahnya.

Lakukan muamalah apa pun, ibadah ghoiru mahdloh apa pun, asalkan tidak ada larangan dari Allah tentang hal tersebut. Jadilah 'manusia ruang' yang dapat menampung perabot - perabot apa pun tanpa mengurangi harga dirimu dan tanpa melukai siapa pun perabot itu. Bersedekahlah mulai dari hal yang paling sederhana asalkan dilakukan dengan benar, baik, dan tepat.

Dalam hal ihsan, engkau dibimbing oleh Emha Ainun Najib (Cak Nun). Engkau rutin mengikuti maiyahan Padhang mBulan di Jombang. Dan engkau rutin membaca tulisan - tulisan Cak Nun baik yang sudah dibukukan (Tuhan pun Berpuasa, Markesot Bertutur, Tidak. Jibril tidak Pensiun, Indonesia bagian dari Desa saya, Slilit sang Kiai, dan Jejak Tinju Pak Kiai) mau pun yang masih berada di media massa (www.caknun.com). Ingatlah petuah - petuah beliau dan aplikasikanlah ke dalam kehidupanmu sehari hari. 

Cak Nun adalah guru besar Maiyah. Cak Nun adalah guru yang menempatkan dirinya sebagai teman dan bapak. Beliau dengan senang hati keliling nusantara hampir setiap hari hanya untuk menemani anak cucunya, jamaah maiyah, dalam memperluas kearifan dan pendalaman pemahaman kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. 

Sangat banyak sekali pesan - pesan dar Cak Nun untuk anak cucunya dan jm. Semua itu bisa dibaca di bukunya yang berjudul "Tuhan pun Berpuasa" dan "Jejak tinju Pak Kiai" dan di website: www.caknun.com. 

Ada beberapa poin yang sangat dipertegas oleh beliau agar semua anak cucunya dan jm memahami dan menerapkannya :

1. Memahami bahwa setiap pendapat atau wacana apa pun tidak akan keluar dari salah satu nilai kebenaran berikut: bener karepe dewe, bener karepe wong akeh, dan bener kang sejati. Maka jika ada pendapat yang berada pada wilayah 'bener karepmu dewe' jangan memaksa orang lain untuk mengikuti pendapatmu juga.

2. "Inna ma kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun". Allah tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menjadi abdi-Nya. Senantiasa melaksanakan perintah - perintah-Nya dan menjauhi apa saja yang membuat Dia murka. Sebagai orang maiyah, kita harus sadar bahwa kita tak punya hak dan kedaulatan sedikit pun atas diri kita. Maka tak sepantasnya jika kita melampiaskan nafsu kita atas materi keduniawian apa pun.

3. Manusia diciptakan dan diturunkan ke bumi tidak lain adalah untuk menjadi Khalifah. Merawat dan memelihara bumi dan seisinya. Allah menitipkan tanah untuk dirawat, hutan untuk dijaga, hewan untuk dilindungi dan dipelihara, bahkan kepada sesama manusia pun kita diutus untuk saling menyayangi dan saling memberi. Sebagai orang maiyah, alangkah baiknya jika kita lebih arif dan bijaksana dalam setiap berinteraksi kepada siapa pun. Siapa pun yang ia benar - benar membutuhkan uluran tangan kita mari kita bantu. Tak perlu kita tanya: NU-kah dia, Muhammadiyahkah dia, Muslimkah dia, asalkan ia sama - sama makhluk Allah maka kita harus membantunya, entah itu Anjing sekali pun.

Wallahu a'lam bis showab
Dadapan, 16 Juli 2016
Muha Syarif

Comments

Popular posts from this blog

Anime Sub Indonesia Semakin Berkembang Pesat Tiap Tahun

Korupsi dengan Berbagai Wajahnya

PAC IPNU - IPPNU Ngronggot selalu menjadi PAC terbaik di Kab. Nganjuk